Senin, 28 November 2011

Catatan Kecil Online: Anak yang TIDAK diinginkan!

Catatan Kecil Online: Anak yang TIDAK diinginkan!: Halo mama, aku bayimu. Kamu belum tau aku, karena umurku masih beberapa minggu. Kamu akan segera mengetahui aku tidak lama lagi, aku berja...

Catatan Kecil Online: AKAN KUGENDONG ENGKAU SAMPAI AJAL TIBA

Catatan Kecil Online: AKAN KUGENDONG ENGKAU SAMPAI AJAL TIBA: Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku, sambil memegang tangannya aku berkata; “Saya ingin ...

Rabu, 05 Oktober 2011

AKHLAK ISLAM

Kedudukan Akhlak Dalam Islam
1. Akhlak mempunyai kedudukan yang tertinggi dalam kehidupan manusia asas kepada kebangkitan & kemuliaan Nabi Muhammad s.a.w. yang membawa manusia kepada kehidupan yang bertamadun.
2. Perutusan para nabi bertujuan untuk membawa cara hidup yang bermutu dan berkualiti & cemerlang untuk menyusun kehidupan manusia.
3. Akhlak meningkatkan cara hidup/gaya hidup seseorang manusia melalui tingkah laku yang sopan, pemakanan, menjaga kebersihan dll. Akhlak juga mengangkat darjat keimanan seseorang manusia.
4. Satu cara hidup yang membawa kepada kejayaan manusia dalam melaksanakan misi & visi yang telah diamanahkan oleh Allah di atas muka bumi dengan menyebarkan perkara yang makruf dan mencegah kemungkaran.
5. Akhlak ialah neraca kejayaan yang sebenar kepada seseorang manusia di akhirat malah ia juga merupakan salah satu aspek asas bagi membebaskan diri dari azab api neraka & memasuki syurga.
6. Akhlak membedakan antara mereka yang baik & mulia dengan yang sebaliknya.


Keistimewaan Akhlak Dalam Islam

1. Beralasan dan mudah difahami berdasarkan akal.
2. Bersifat sejagat iaitu penetapan hukum adalah sama tanpa mengira bangsa,   keturunan atau agama.
3. Sesuai dengan fitrah dan naluri manusia demi kepentingan masyarakat keseluruhannya.
4. Memelihara realiti iaitu mampu dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat dan adanya tolak ansur dan penerimaan hakikat.
5. Bersifat positif bagi pengamal akhlak Islam iaitu mendapat kekuatan dan menentang kelemahan.
6. Lengkap & menyeluruh.                                                  
7. Seimbang antara roh, jasad, dunia, akhirat, realiti & idealistik.

 
Hubungan Akhlak dengan Iman

Iman dari segi bahasa biasa diartikan dengan pembenaran. Sebagian pakar mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa yang di dengar oleh telinga. Pembenaran akal saja tidak cukup, tetapi yang terpenting adalah pembenaran dengan hati. Di dalam Islam tidak semua pembenaran dinamakan iman, iman adalah membenarkan menyangkut apa yang disampaikan Nabi Muhammmad saw. Sebagaimana yang tergambar dalam pokok – pokok dalam arkanul iman. Iman menjadi dasar untuk berperilaku bagi setiap insan yang mengaku dirinya muslim. Karena dengan iman seseorang akan merasakan adanya dzat yang Maha Halus dan Maha Mengetahui, yang tidak hanya menghindarkan orang dari berbuat jahat tapi juga memotifasi untuk berbuat baik. Derajat iman seseorang itu adalah tingkatan iman yang menunjukkan kebaikan perilaku seseorang yang dapat dilihat pada indikator – indikator yaitu : kecintaan terhadap perbuatan baik dan tidak senang dengan untuk berbuat buruk.

Hubungan Akhlak dengan Ihsan

Ihsan berarti baik atau berbuat baik. Menurut istilah Ihsan adlah keadaan seseorang dalam beribadat kepada Allah SWT. Seakan-akan dia melihat Allah dengan mata hatinya. Jika tidak melihat-Nya, maka dia yakin bahwa sesunguhnya Allah SWT. Senantiasa melihatnya. Dengan kata lain, Ihsan berarti suasana hati dan perilaku seseorang untuk senantiasa merasa dekat dengan Allah, sehingga tindakannya, perilakunya, sesuai dengan aturan dan urgen Allah SWT. 
Ihsan dalam arti akhlak mulia atau pendidikan akhlak mulia sebagai puncak keagamaan dapat dipahami juga dari beberapa hadis terkenal seperti “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan berbagai keluhuran budi.” jika kita renungkan lebih jauh, sesungguhnya makna diatas itu tidak berbeda jauh dari yang secara umum dipahami oleh orang-orang muslim, yaitu bahwa dimensi vertikal pandangan hidup kita “iman dan taqwa habl mi al-Lah, dilambangkan oleh tabir pertama atau takbirat al-ihram dalam shalat” selalu, dan seharusnya, melahirkan dimensi horisontal pandangan hidup kita (amal saleh, akhlak mulia, habl min al-nas, dilambangkan olen ucapan salam atau taslim pada akhir shalat). Jadi makna-makna tersebut sangat sejalan dengan pengertian umum tentang keagamaan.
Ihsan secara lahiriah melaksanakan amal kebaikan. Ihsan dalam bentuk lahiriah ini, jika dilandasi dan dijiwai dalam bentuk rohaniah batin akan menumbuhkan keikhlasan. Beramal Ihsan yang ikhlas membuahkan takwa yang merupakan buah tertinggi dari segala amal ibadat kita. Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan mauamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlak nya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasullah dalam salah satu hadisnya. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dan ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya. 
Landasan Syar’i Ihsan
Pertama, Al-Qur`anul Karim


Dalam Al-Qur`an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini.
“Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….” (QS An-Nahl: 90)
Kedua, As-Sunnah
Rasulullah saw. pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Bahkan, di antara hadist-hadist mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah saw. menerangkan mengenai ihsan —ketika ia menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan, “Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)
Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik.” (HR. Muslim)

Minggu, 17 Juli 2011

KATAKAN YA UNTUK BELA NEGRI.........!!!!!!

Asalamualikum wr.wb.

       Tutup lah meja koruptor di masa depan kami,karna tak ada satu pun yang bisa menghalangi kami untuk menghancurkan mereka dengan tangan kami sendiri,kami satu dalam membela kebenaran di dalam tanah air kami ini.Jangan kau biarkan mereka berjalan di depan kami secara terbuka,karna itu akan membuat kami marah...


SALAM REDAKSI  :

          HAFIZ KURNIAWAN